Sedangkan di negara-negara asia seperti Jepang, Singapura dan Malaysia juga menerapkan materi-materi kewirausahaan minimal didua semester. Hal itulah yang membentuk dan menjadikan negara-negara tetangga tersebut menjadi negara maju dan pembangunan negaranya dapat berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan negara Indonesia. Di negara kita Indonesia, usaha dalam menanamkan jiwa dan semangat kewirausahaan bagi mahasiswa di perguruan tinggi terus digalakan dan ditingkatkan, tentunya dengan berbagai metode dan strategi yang membuat mahasiswa tertarik untuk berwirausaha.
Bahkan pada tingkat pemerintah melalui Kementrian Koordinator Perekonomian telah memberikan peraturan kepada seluruh lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi diwajibkan untuk memberikan mata pelajaran atau mata kuliah Kewirausahaan tersebut. Ada beberapa usaha atau teknik yang perlu diterapkan dalam meningkatkan minat dan kegiatan kewirausahaan bagi para peserta didik, yaitu:. Melalui media pembentukan pusat kewirausahaan kampus tersebut, akan banyak kegiatan yang dapat dilaksanakan seperti: Seminar, Pelatihan , Loka karya, Praktek usaha, kerjasama usaha, dll.
Hal-hal seperti inilah yang idealnya terus dikembangkan oleh lembaga pendidikan terlebih lagi pemerintah, yakni memaksimalkan dalam menambah jumlah wirausaha yang berasal dari kaum muda dan terdidik sebagai bentuk dari pemberlakuan mata kuliah kewirausaan di tingkat pemdidikan tinggi.
Upaya peningkatan gema kewirausahaan di perguruan tinggi, sangat terkait dengan elemen yang berperan di dalamnya, tenaga pendidik misalnya, yang paling dekat dan konsen menangani kewirausahaan di perguruan tinggi. Bukti nyata kebijakan pemerintah ini adalah dengan memasukkan mata kuliah Kewirausahaan dalam kurikulum pembelajaran, khususnya di tingkat perguruan tinggi, dimana tingkatan ini merupakan tahap akhir sebelum para mahasiswa memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Banyaknya pengangguran serta kurangnya minat berwirausaha menjadi autokritik terhadap peran dari perguruan tinggi. Sebuah konsep yang sederhana dan bukan sesuatu hal yang baru, namun layak untuk dicoba diaplikasikan oleh perguruan tinggi dalam menumbuhkan semangat wirausaha, yaitu:.
Selama ini penyediaan dosen hanya sebatas pada linearitas keilmuan yang dimiliki dengan program studi yang ada di perguruan tinggi tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkinan dalam proses pembelajaran nilai-nilai jiwa wirausaha belum tergambar dan terwujud dalam praktiknya. Setidaknya selain linearitas dalam menyiapkan dosen atau tenaga pendidik, perguruan tinggi harus mempersiapkan tenaga pendidik atau Dosen yang mampu melakukan hal-hal sebagai berikut, yaitu:.
Program peningkatan Dosen sebagai tenaga pendidik ini dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:. Dengan program tersebut, tentunya setiap dosen tidak hanya sekedar mengajar kewirausahaan saja, tetapi mampu mewujudkan dan merealisasikan apa yang telah diberikan kepada mahasiswa pada saat mengajar. Merumuskan sistem atau metode pembelajaran dan pelatihan kewirusahaan, perguruan tinggi harus mendesign mata kuliah atau materi kewirausahaan untuk mahasiswanya disesuaikan dengan target yang akan dicapai.
Diawali dari pembuatan konsep pembelajaran yang harus dipantau oleh bidang akademik, yaitu: Silabus, satuan acara pengajaran SAP , Slide Presentasi dan handout, modul teori, modul praktek, pembuatan buku panduan, sampai pada program kunjungan dan pengamatan langsung ke tempat usaha yang layak untuk dijadikan tempat observasi, dll.
Rumusan tersebut harus dikerjakan oleh sebuah tim yang ahli dibidang keilmuanya. Hal yang perlu diperhatikan oleh perguruan tinggi dalam merumuskan kurikulum ini adalah harus memaksimalkan dalam mengikutsertakan akademisi dan pelaku usaha serta motivator wirausaha dalam team penyusun, sehingga mata kuliah atau materi yang diberikan lebih berkualitas.
Ini penting dilakukan karena kolaborasi antara akademisi, praktisi dan motivator akan menghasilkan konsep dan gagasan kewirausahaan yang tepat dan sesuai untuk mahasiswa dari berbagai disiplin keilmuan.
Menyusun kurikulum kewirausahaan, tidak serta merta menjadikan kewirausahaan sebagai mata kuliah tersendiri, namun akan lebih memberikan pengaruh yang besar jika, muatan nilai-nilai kewirausahaan ini dimasukan kedalam setiap mata kuliah.
Kegiatan tersebut baik institusi kampus ataupun berupa organisasi kemahasiswaan. Beberapa perguruan tinggi yang telah eksis mengelola berbagai kegiatan dibidang kewirusahaan mahasiswa layak untuk ditiru. Prioritas seleksi: Kegiatan PMW adalah proses pendidikan kewirausahaan sehingga dilakukan 3 tahap yaitu Seleksi pertama berdasarkan minat mahasiswa di bidang kewirausahaan berdasar pada pengalaman yang terdapat di proposal yang diajukan, sedangkan seleksi kedua diprioritaskan berdasar pada: Proposal usaha yang diajukan.
Pengalaman mahasiswa di dalam berwirausaha Usaha merupakan bisnis kreatif Hasil penelitian dan inovasi teknologi PKM, penelitian aplikasi, inovasi teknologi. Bebas dari penggunaan narkoba Lampirkan bila ada surat keterangan yagn berwenang. Usaha perorangan dan ada pembimbing usaha. Lokasi usaha di Malang Raya. Sedangkan seleksi ketiga berdasarkan bisnis plan. Btas waktu pengumpulan proposal: Pengumpulan proposal PMW dimulai tanggal 1 April sampai dengan tanggal 11 April , apabila melebihi dari tanggal tersebut maka tidak dilakukan proses seleksi selanjutnya.
Share this: Twitter Facebook. You are reading a preview. Create your free account to continue reading. Sign Up. Upcoming SlideShare. Proposal penelitian. Embed Size px. Start on. Show related SlideShares at end. WordPress Shortcode. Share Email. Top clipped slide. Download Now Download Download to read offline. Seminar Proposal Skripsi. What to Upload to SlideShare. A few thoughts on work life-balance.
Is vc still a thing final. The GaryVee Content Model. Model program seperti diuraikan diatas terangkum dalam Skema 1 di bawah ini. Skema 1. Persyaratan bagi mahasiswa 1. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat di atas diharapkan menempuh seleksi yang meliputi aspek minat, motivasi berwirausaha, kelayakan usaha dan soft skills. Seleksi dilakukan oleh tim profesional yang terdiri dari unsur perguruan tinggi, pengusaha, dan perbankan.
Mahasiswa bersedia mengikuti peraturan dan tata tertib pengelola program PMW dengan mengikuti seluruh tahapan yang dijadwalkan, kemudian setelah menerima bantuan dana secara regular memberikan laporan pertanggungjawaban perkembangan usahanya kepada pengelola. Agar PMW dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada mahasiswa, maka tahapan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi minimal mencakup tahapan: A. Persiapan, B. Pembekalan, dan C.
Pelaksanaan Program. Persiapan 1. Penyiapan Tim Pelaksana Tim pelaksana ini berasal dari lembaga yang menangani kewirausahaan mahasiswa yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan atau penugasan dari pimpinan perguruan tinggi.
Apabila belum ada lembaga pengelola kewirausahaan mahasiswa, maka tim pelaksana dibentuk secara ad hoc dan merupakan cikal bakal pendirian lembaga pengelola kewirausahaan mahasiswa. Tim pelaksana bertugas untuk melakukan pengelolaan kegiatan PMW mulai dari perencanaan, pengkoordinasian, pengimlementasian dan pengawasan dan evaluasi.
Tim pelaksana harus dapat menjamin terlaksananya kegiatan PMW sesesuai dengan waktu dan target yang ditetapkan dalam pedoman. Sosialisasi Target sosialisasi: a. Mahasiswa dengan tujuan meningkatkan minat berwirausaha sekaligus minat untuk mengikuti PMW. Seleksi Seleksi dilakukan beberapa tahap yaitu: a. Seleksi administrasi yang bertujuan untuk melihat kesesuaian pelamar dengan ketentuan administrasi yang dipersyaratkan..
Kriteria seleksi rencana usaha terdiri dari aspek keuangan, pola usaha, modal, lokasi dan manajemen usaha. Reviewer dari perguruan tinggi melakukan penilaian terutama pada aspek teknis dan dukungannya terhadap kelayakan dan pengembangan usaha.
Mengingat telah memiliki pengalaman langsung dalam berusaha, diharapkan UKM dapat memberikan masukan dan penilaian terhadap potensi pasar. Sedangkan pihak perbankan melakukan penilaian dari sisi kelayakan finansial. Disamping itu, perbankan juga dapat memberikan gambaran mengenai kecenderungan usaha saat ini dan di masa yang akan datang.
Contoh penilaian presentasi dan kelayakan usaha disajikan pada Tabel 1. Bila memungkinkan dilakukan psikotest yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran kepribadian individu peserta yang diharapkan bercirikan kemampuan berwirausaha, yaitu achievement drive, adaptibilitas, networking, komunikasi yang baik.
Gambaran kepribadian individu yang diharapkan disesuaikan dengan tujuan diselenggarakannya PMW, yaitu mencetak wirausaha-wirausaha baru berpendidikan tinggi. Tinjauan lapang site visit yang bertujuan untuk melakukan verifikasi informasi seperti keberadaan usaha, skala usaha dll. Pembekalan 1. Pelatihan a. Materi pelatihan Sebelum pelatihan dimulai perlu dilakukan analisa kebutuhan untuk pelatihan need assessment.
Hasil analisa ini akan menentukan materidan lama waktu pelatihan. Materi pelatihan pada dasarnya dipersiapkan untuk mencapai tujuan meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri untuk berwirausaha dan keterampilan berwirausaha.
Dalam mendukung pelatihan ini, pelaksana perlu menyusun modul pelatihan. Modul tersebut dapat berupa materi motivasi berwirausaha, teknik penyusunan rencana bisnis, pengelolaan dan pengembangan usaha, kemitraan, manajemen keuangan, pemasaran,dll.
Contoh format Satuan Acara Pelatihan disajikan pada Tabel 2. Instruktur pelatihan Instruktur pelatihan diharapkan orang yang mampu memberikan motivasi dan pemahaman kewirausahaan yang berasal dari kalangan dosen, praktisi, pengusaha maupun perbankan.
Evaluasi pelatihan Setelah pelatihan perlu dilakukan evaluasi mengenai tingkat ketercapaian tujuan pelatihan. Instrumen evaluasi dapat berupa pre test dan post test atau metode lain yang dapat digunakan untuk menilai ketercapaian tujuan tersebut. Pada proses ini peserta diberi kesempatan untuk magang sesuai dengan pilihan usaha mereka masing masing dan waktu magang dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan mahasiswa, paling lama 2 dua bulan.
Magang wajib dilakukan oleh mahasiswa peserta PMW kecuali yang telah mengikuti program Co-op, KKU atau program kewirausahaan yang sejenis. Menjalankan Usaha 1. Pencairan modal Perlu ada suatu mekanisme dalam pencairan dan monitoring pemanfaatan dana oleh mahasiswa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Untuk mempermudah pengawasan, pencairan hendaknya dilakukan minimal 2 dua tahap sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usahanya; d.
Pencairan dana tahap kedua dan berikutnya dapat dilakukan apabila mahasiswa telah melengkapi semua bukti pengeluaran dana sebelumnya sekaligus melaporkan perkembangan usahanya. Pendampingan a.
Metode Pendampingan Pendampingan UKM dilakukan oleh mentor dan pengelola untuk memfasilitasi: 1 pertemuan terjadwal antara kelompok usaha dengan mentor di lokasi usaha atau di perguruan tinggi 2 pertemuan terjadwal antara pengelola dengan seluruh mentor dan kelompok usaha untuk menyampaikan berbagai kendala dan memfasilitasi terjalinnya jejaring antarkelompok usaha Mentor dapat berasal dari perguruan tinggi dan atau kalangan dunia usaha.
Peran mentor dari kalangan dunia usaha diantaranya adalah: 1 melakukan bimbingan dan pendampingan usaha secara praktis, 2 memberikan umpan balik, saran-saran pengembangan usaha dan 3 menjadi mitra usaha mahasiswa peserta program. Pemantauan kinerja usaha dilihat antara lain dengan laporan cash flow usaha, jangkauan pasar, jejaring bisnis, jumlah dan kualitas tenaga kerja yang memadai, peningkatan omset dan aset.
Berbagai alat bantu yang digunakan dalam kegiatan mentoring antara lain: 1 Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Kerja yang telah dibuat di awal program, 2 hasil psikotes bila ada , sebagai dasar untuk memberikan arahan yang tepat, dan 3 laporan bulanan perkembangan usaha. Tabel 3 Contoh format rencana kerja Bulan Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tabel 4 Contoh format rencana anggaran biaya Jumlah pengeluaran Jenis Pengeluaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3.
Monitoring dan Evaluasi Usaha Monitoring merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan usaha mahasiswa sesuai dengan rencana dan tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan monitoring dilakukan oleh pengelola atau tim yang dibentuk khusus oleh pimpinan perguruan tinggi dengan melakukan kunjungan ke tempat usaha mahasiswa.
Tim ini harus memberikan laporan yang berupa status usaha, permasalahan dan rekomendasi perbaikan usaha maupun rekomendasi perbaikan pelaksanaan program. Adapun tujuan dari monitoring adalah untuk mengetahui : a. Keberadaan usaha mengecek ada tidaknya usaha, kejelasan kepemilikan usaha b. Kondisi usaha yaitu keadaan usaha, sudah berjalan atau belum berjalan c. Prestasi yang dicapai terkait dengan omset, aset, penyerapan tenaga kerja, kondisi keuangan, jangkauan pasar, dan jumlah variasi inventori produk.
Dokumen yang perlu dikumpulkan dalam proses monitoring usaha adalah profil usaha mahasiswa, laporan perkembangan usaha bulanan, dokumentasi foto- foto atau video lokasi, aktivitas usaha, produk dll. Secara keseluruhan, tata waktu pelaksanaan PMW disajikan pada Tabel 5. Pengelolaan, 2. Pelatihan, dan 3. Rincian masing-masing adalah sebagai berikut: 1.
Pengelolaan program oleh Perguruan Tinggi, meliputi: a. Kesekretariatan ATK b. Seleksi Mahasiswa d. Lokakarya-lokakarya f. Monitoring pelaksanaan program g. Evaluasi pelaksanaan program 2.
Pelatihan Kewirausahaan serta Magang, meliputi : a. Pelatihan Kewirausahaan b. Seleksi Rencana Bisnis Business Plan c. Pendampingan oleh Mentor Perguruan Tinggi d. Besarnya dana tergantung pada jenis usaha dan rencana bisnis yang diajukan mahasiswa. Modal Usaha 1. Bantuan modal usaha sebesar maksimum Rp8. Setiap peserta hanya diperbolehkan menerima modal usaha sebanyak 1 satu kali. Setiap perguruan tinggi diberikan kewenangan untuk mengelola dana modal usaha tersebut secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
Dana yang diberikan kepada mahasiswa dapat bersifat hibah atau bergulir. Pengelola harus membuat instrumen yang dapat menjamin efektifitas dan efisiensi penggunaan dana.
Skema bergulir memerlukan pengaturan yang jelas mengenai mekanisme perguliran, rekening penampung, sanksi yang diberikan apabila tidak mengembalikan, metode penetapan sasaran penerima selanjutnya yang semuanya dituangkan dalam surat keputusan pimpinan perguruan tinggi. Oleh karena program ini dirancang untuk membekali para mahasiswa memiliki sikap mental wirausaha, maka segala aktivitas yang dilakukan oleh para mahasiswa peserta program harus akuntabel dan sejalan dengan semangat wirausaha.
Untuk menunjang keberlanjutan program dan modal kerja yang telah diberikan, maka setiap bulan mahasiswa wajib melaporkan kegiatan usahanya secara singkat yang meliputi penggunaan dana, proses produksi dan atau hasil penjualan.
Kemudian pada bulan ke-5 mahasiswa peserta program melaporkan perkembangan usahanya secara lebih terperinci kepada perguruan tinggi pengelola program. Pada bulan November atau Desember dapat dilakukan pameran bersama semua mahasiswa PMW tahun berjalan dan juga peserta PMW sebelumnya di universitas sebagai satu kegiatan ekspo usaha mahasiswa perguruan tinggi, yang dapat menjadi acuan untuk keberhasilan di tingkat nasional.
0コメント